Minggu, 05 Desember 2010

IKLIM DAN KONTEKS KEBUDAYAAN JEPANG (FUDO)

IKLIM DAN KONTEKS KEBUDAYAAN JEPANG (FUDO)

Kesusastraan :
1. Kesusastraan mendapat pengaruh yang besar dari alam dan lingkungan
2. Secara makro, kesusastraan Jepang , Inggris, Perancis, dan Indonesia mempunyai bermacam-macam perbedaan, tidak saja terletak pada bahasa dan sejarah, tetapi juga pada perbedaan cuaca dan geografis yang pengaruhnya begitu kuat. Misal kesusastraan Eropa yang terdapat suatu sistem pembagian kesusastraan dalam dua bagian, yakni kesusastraan Utara dan Selatan.
3. Secara mikro, perbedaan alam dapat membedakan sastra dari suatu negara. Misal kesusastraan Jepang, budaya Kansai berpusat di Kyoto dan Osaka dengan budaya Kanto yang berpusat di Edo. Contoh lain Kabuki, kabuki yang berada di Edo bersifat jantan dan kasar, sebaliknya yang ada di Kansai bersifat kewanitaan dan halus.
4. Genji Monogatari mungkin tidak dapat ditulis, bila tanpa mengikutsertakan iklim alam Kyoto. Begitu pula Azuma Uta yang berada dalam kumpulan puisi Manyoshu adalah puisi yang hanya terdapat di Kanto.
Empat Musim Jepang (Nihon Shiki) :
1. Kepulauan Jepang banyak mengandung gunung api dan sering terjadi gempa.
2. Suhu pada musim panas sangat panas dan musim dingin sangat dingin sekali. Umumnya salju banyak turun di daerah sebelah laut Jepang, dan salju tidak terjadi di daerah yang terletak di bagian samudra pasifik.
3. Masyarakat Jepang adalah masyarakat petani dan hidup dengan bercocok tanam.
4. Adanya perhatian terhadap alam, membuat mereka sensitif terhadap perubahan alam. Pendekatan orang Jepang terhadap alam ini berperan besar dalam terwujudnya karakter kesusastraan dan kebudayaan Jepang.
5. Me Niwa Aobayama Hototogisu wa Tsukatsuo adalah puisi hasil karya seorang penyair Sodo yang hidup pada zaman modern. Puisi tersebut menggambarkan perasaan orang Jepang yang peka terhadap musim.
6. Salah satu standar utama sastra Jepang adalah kata kachofugetsu dan seggetsuka.
7. Di dalam kesusastraan tradisional Jepang waka dan haiku, sering dijumpai kata-kata bulan, salju, bunga yang dipakai untuk mengekspresikan keindahan musim.
8. Jika orang Jepang menyebut bunga maka yang dimaksud adalah bunga sakura.
9. Motoori no Norinaga, cendikiawan terkenal zaman pramodern ini pernah menerangkan tentang Yamato Kokoro (spirit Yamato) dengan mengumpulkan bunga sakura, “Asahi ni kaoru sakura no hana” yang berarti wangi bunga sakura di kala matahari pagi.
10. Dalam Ise Monogatari pada zaman heian dapat ditemukan sebuah waka yang menggambarkan keagungan bunga sakura yang cepat gugur yang menyiratkan bahwasannya di dunia fana ini tidak ada yang kekal abadi.
11. Untuk mengekspresikan bunga sakura pada musim bunga, bangsa Jepang menggunakan sakura tayori (berita sakura).
12. Sakura zensen adalah kata-kata yang mengekpresikan bunga sakura yang sedang mekar pada waktu yang berbeda dari selatan Jepang hingga Utara.
13. Pada musim gugur, orang Jepang lebih suka keindahan bunga seruni, mereka memilih bunga yang paling cocok pada musim itu secara tradisi.
14. Mengekspresikan keindahan alam pada musim dingin. Karya-karya sastra Jepang pada abad pertengahan yang bersifat melankolik menitikberatkan pada keindahan salju.
15. Bulan pun diekspresikan dalam kesusastraan Jepang berdasarkan selera yang berbeda menurut musim, contoh : a. Haruno bonyaritoshita (oboro zuki) b. Natsuno odayakana tsuki c. Akino sumikitta d. Fuyuno Samuzamu Toshita (kantsuki) e. Musim bunga yang samar-samar (berkabut) f. Bulan yang segar pada musim panas adalah bulan yang transparan pada musim gugur g. Bulan yang tampaknya dingin pada pertengahan musim gugur.
16. Bulan yang paling bagus dalam setahun bagi orang Jepang biasa disebut chushu meigetsu (Bulan purnama di pertengahan musim gugur).
17. Orang Jepang biasa melihat bulan (otsukimi) sama halnya dengan orang yang melihat bunga (ohanami) sakura yang sedang mekar pada waktu bulan purnama di pertengahan musim gugur.
18. Nagai Kafu, salah seorang pengarang terkenal pada zaman modern, dalam sebuah tulisan haikunya : “Watashiba o sangashitearuku tsukimi kana”, artinya pada waktu bulan purnama, saya berjalan-jalan di sekeliling sungai untuk melihat bulan. Maksud dari puisi tersebut adalah kisah seseorang yang ingin melihat bulan. Dia lalu mencari pangkalan rakit untuk menaiki perahu dan berjalan-jalan di sepanjang sungai pada malam hari yang indah.
19. Masih terdapat kebiasaan-kebiasaan tradisional seperti momoji gari, yaitu melihat pemandangan daun momiji pada musim gugur. Kebiasaan momoji gari dan otsukimi sampai sekarang masih ada.
20. Pada akhir musim gugur daun pohon mulai memerah dan daun-daun ini disebut momiji.
21. Burung-burung juga menjadi tema penting seiring dengan pergantian musim. Uguisu adalah burung pada musim semi, hototogisu adalah burung pada musim panas, dan washi (rajawali) serta angsa liar adalah burung pada musim gugur dan dingin.
22. Angin pun merupakan salah satu bagian yang berkaitan dengn musim dan membentuk keindahan khas Jepang.

Geografi Jepang :
1. Kepulauan Jepang terbentang dari Selatan ke Utara atau sebaliknya.
2. Menurut sejarah Jepang, pembagian kepualauan Jepang depan dan belakang ini ada hubungannya dengan berdirinya ibu kota Jepang di daerah belahan yang menghadap ke Samudra Pasifik, yaitu Edo (Tokyo), Kyoto, Nara.
3. Sampai sekarang pun kota-kota besar di Jepang berpusat di bagian depan Jepang,tidak ada yang terletak di belakang Jepang.
4. Sampai zaman pertengahan , sastra berpusat di daerah Kansai dan sejak zaman pramodern kesusastraan Jepang masih tetap berpusat di daerah Kanto.
5. Hakusha seisha adalah ekspresi dari pemandangan laut yang tenang dan jajaran pohon cemara yang menghijau di sepanjang pantai pasir putih sebagai latar belakang. Pemandangan ini hanya bisa di lihat di pantai bagian Samudra Pasifik.
6. Laut Jepang belahan belakang pada umumnya gelap dan pemandangannya member kesan kasar dan keras. Dan orang yang mengangkat tentang pemandangan laut Jepang belahan belakang adalah Matsuo Basho.
7. Puisi Basho : Aramui ya sado ni yokotafu ama no gawa, artinya pulau sado yang tampak dalam kegelapan dan di antara ombak besar, di kejauhan tampak tak jlas, di langit berkilauan bintang ama no gawa (bima sakti).
8. Sebaliknya, Buson, penyair yang menulis puisi yang melukiskan keindahan alam belahan depan Jepang : Haru no Umi, Hine mo su, Notari notari kana.
9. Dari kedua karya tersebut yakni karya Buson dan Basho yang menuliskan keindahan geografis Jepang bagian depan dan belakang merupakan karya yang mewakili haiku Jepang.
10. Pada buku sejarah Jepang Kojiki, terdapat puisi waka : Yamato wa kunino mahoroba, Tatanazuku aogaki yamagomoreru, Yamato shiuru washi.
11. Pada tahun 794 ibu kota Jepang pindah ke Kyoto ( sebelumnya di Nara) dan disebut heiankyo (awal pemerintahan heian).
12. Ada kata-kata yang mengekspresikan tentang keindahan pemandangn lembah yaitu san shisuimei ( gunung yang terkena sinar matahari, sangat cantik dan kelihatan tenang).
13. Sungai-sungai yang mengalir sangat jernih, sampai sekarang mutu air di Jepang termasuk yang paling bagus di dunia.
14. Berkat alam Kyoto yang indah ini lahir kesusastraan elegan dan delicate pada zaman heian.
15. Motoori no Norinaga, cendikiawan ilmu klasik pada zaman pramodern telah membuat suatu patokan pola sastra mono no aware dalam sastra zaman heian.
16. Yang penting dari kesusastraan Jepang adalah kesusastraan tradisional yang dibentuk pada zaman heian, bukti bahwa Kyoto menjadi pusat lahirnya kebudayaan. Misal seggetsuka dan kachofugetsu yang merupakan cirri khas keindahan yang hanya ada di Kyoto.
17. Gunung yang paling indah sejak zaman dahulu di Jepang adalah gunung Fuji.

Tiga Kota Besar di Jepang :
1. Pada akhir abad XII, Minamoto Yoritomo memegang tampuk pemerintahan yang sah, yang berkedudukan di kota kamakura di daerah Kanto. Pada saat itu untuk pertamakalinya pusat kegiatan politik berpusat di Kansai. Pemerintahan Kamakura berlangsung kira-kira 150 tahun.
2. Kamakura hanya memiliki Kamakura Gozen pendeta-pendeta yang ahli dalam ilmu filsafat Budha aliran zen dan penyair generasi ketiga Shogun Minamoto Sanetomo.
3. Kendala yang dihadapi kota Kamakura untuk melahirkan kebudayaan baru ala Kamakura adalah sering terjadinya kekacauan-kekacauan dan perang yang berlarut-larut di dalam negeri.
4. Walaupun keadaan dalam negeri pemerintahan Ashikaga sangat kacau, ia masih dapat melahirkan kebudayaan orisinal yang bermutu tinggi, itu karena pusat pemerintahan Ashikaga berada di Kyoto.
5. Kanto, pusat kota berada di Edo (Tokyo) pada dasarnya adalah pusat kebudayaan Jepang. Pusat ekonomi dan budaya pada awal zaman Edo seperti era sebelumnya berada di Osaka dan Kyoto dan dikenal dengan sebutan Kamigata.
6. Edo, dalam sejarah adalah kota yang ditata dalam ukuran besar dan menjadi kota penerima kebudayaan Kamigata. Kebudayaan ini dikembangkan di Kyoto dan Osaka.
7. Osaka dikenal sebagai pintu gerbang laut. Berkembang luas sejak Toyotomi Hideyoshi membangun benteng besar pada akhir abad XVI. Osaka merupakan urat nadi pertemuan jalan lalu lintas kereta api Sanyodo dan Tokaido. Hasil panen beras dari seluruh Jepang dikumpulkan di sini.
8. Dengan latar belakang ekonomi yang makmur, kelas pedagang di Osaka mencapai kebudayaan chonin. Pengarang memelopori kebudayaan chonin pada awal zaman pramodern adalah Ihara Saikaku.
9. Kota Edo, sejak dibuka oleh Bakufu, berkembang dengan cepat menjadi Jokamachi.
10. Menurut catatan, Hibiya yang sekarang ini adalah bekas teluk yang ditimbun oleh pemerintahan Edo.
11. Kanto, terletak di sebeah utara sekaligus merupakan pintu gerbang Tohoku, mempunyai grup samurai dan pasukan kuda yang kuat.
12. Minamoto Yoritomo berhasil menghancurkan pasukan Heike dan dapat memegang tampuk pemerintahan adalah karena mempunyai kelompok samurai Tohoku yang kuat itu.
13. Kamakura dijadikan ibu kota pemerintahan untuk mempertahankan kelompok samurai Kanto. Kota Edo kalau dilihat dari segi penduduknya merupakan daerah tempat tinggal samurai.
14. Seluruh bangsawan tanpa terkecuali melakukan kegiatan kebudayaan dan dibesarkan di alam Kansai.
15. Setelah masuk zaman modern, Edo diganti namanya menjadi Tokyo. Bahasa Jepang yang dipakai pada saat ini pasti berasal dari Edo. Orang yang paling berjasa dalam membentuk kebudayaan Edo adalah Matsuo Basho dan Hiraga Gennai.
16. Air merupakan motivasi yang sangat penting dalam kebudayaan Edo. Nagai Kafu melukiskan air dalam susunan yang bersifat Jocho (penuh perasaan).
17. Kebudayaan Edo dibentuk dari bad ke-18 sampai ke-19.
18. Kesusastraan Edo, kesusastraan Naniwa (kesusastraan Osaka) adalah lanjutan kesusastraan Chikamatsu Monzaemon dan Ihara Saikaku. Kebudayaan Naniwa berawal sejak berkuasanya Toyotomi Hideyoshi, ia adalah orang yang mempersatukan seluruh negeri Jepang dari kekacauan perang yang begitu lama.
19. Hideyoshi juga mensponsori kesenian dan kebudayaan dalam masa peralihan dari abad pertengahan menuju zaman modern. Kebudayaan zaman ini disebut kebudayaan Mamoyama yang megah.
20. Salah satu faktor utama yang menunjang kesusastraan Edo adalah kelas samurai rendahan. Pendidikan samurai Edo bersifat konfusionisme. Dengan ini lahirlah kesusastraan yang mengutamakan moral yang terdiri dari aliran Mampa dan Koha seperti Share, Shadatsu, dan Koshoku.
21. Teori yang popular dewasa ini di Jepang adalah Toshi kukan Ron (teori ruang kota). Toshi Kukan merupakan salah satu kata kunci penting dalam penelitian dan pemahaman kigo (tanda) kesusastraan. Fudo Ron memberikan pengaruh besar terhadap bidang filsafat dan ilmu psikologis, namun sekarang sudah tidak dipakai karena berkembangnya teori Toshi Kukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar